Wednesday, June 13, 2018

Israel dan Islam: Perdamaian dan Penghianatan



Ketika saya membaca berita ini dari Postingan seorang kawan di FB, maka saya teringat ulasan saya di buku Khilafah Terakhir. Saya menulisnya di bulan agustus 2016 dan diterbitkan di tahun yang sama di bulan Desember. Saya cukup terkejut bahwa Isral sampai dengan hari ini telah menjalin hubungan baik dengan beberapa negara Arab setelah sempat terjadi banyak sekali konflik dan ketegangan.

Berdamai dengan Israel
Mungkinkah Arab berdamai dengan Israel? Jawabnya adalah HARUS. Untuk bisa bangkit dari keterpurukannya, satu-satunya halangan bagi Arab adalah Israel. Mau tidak mau Arab harus berdamai dengan Israel dan mematuhi keinginan si “anak manja” ini. Apa yang yang menjadi permintaan Israel? Tentu saja ada dua:
Pembangunan Bait Suci di Yerusalem tanpa gangguan dari ekstrimis penduduk Palestina yang anti Israel
Hak penguasaan atau akses atas Gunung Sinai sebagai legitimasi sejarah sebuah bangsa. (Sinai yang asli bukan Sinai Peninsula, namun Sinai yang di tanah median, Saudi Arabia)

Konversi ideologi (bukan lagi agama) sangat menakutkan bagi Arab. Karena hal ini bisa berarti Perang Saudara yang jauh lebih besar dari yang selalu terjadi di sepanjang masa dari sejak lahirnya Islam. Tanpa kesatuan Ideologi maka mereka kembali menjadi bangsa barbar yang saling berperang satu sama lain tanpa aturan dan kesepakatan. Islam berhasil mempersatukan bangsa-bangsa ini menjadi satu bahasa budaya dan ideologi. Semangat Muruwwah serta 6 Pilar Islam benar-benar cocok untuk seluruh Arab. Namun kenyataannya gelombang konversi ini begitu besar dan tidak akan dapat terbendung. Dapatkan Ideologi yang baru ini mempersatukan seluruh Arab?
Suatu fakta dapat disimpulkan bahwa Kesadaran Kemerdekaan di dalam Kristen sebagai “institusi agama” akan menyebabkan:
Perkembangan Kesadaran Hidup tanpa Paksaan dan kemerdekaan dalam memilih jalan hidup, tanpa tekanan tanpa sanksi jasmani, kecuali hukum negara yang membatasinya. Kekeristenan terbukti pernah membuat Amerika menjadi negara bebas dan maju yang diidamkan banyak orang.
Perpindahan/conversion antar agama menekan perkembangan pengikut ideologi keislaman

Namun apakah ideologi baru ini cocok untuk bangsa-bangsa Arab?
Firman Allah mengatakan bahwa sepuluh orang dari berbagai bangsa akan memegang punca jubah satu orang yahudi kuat-kuat dan mereka akan berkata: “kami mau menyertai kamu sebab telah kami dengar bahwa Allah menyertai kamu.”Satu-satunya ideologi yang mirip dengan ideologi lama mereka hanyalah Taurat yang dimiliki oleh bangsa Yahudi. Yang telah 3.500 tahun dilestarikan dengan luar biasa. Bangsa-bangsa Arab yang ketakutan akan kepunahan mereka akan segera mendekati Israel dan menggenapi Firman Tuhan tersebut. Untuk sesaat lamanya Israel akan menjadi kesayangan seantero dunia.
Kristen dari aliran apapun, mashab apapun, seliberal apapun, semua berakar dari tradisi Yahudi. Maka para pemimpin Kristen akan segera terkejut mendapati bahwa secara politis Arab akan lebih dekat kepada Israel dari pada kepada Kristen. Kecemburuan ini menjadi semakin memuncak, mengingat pendukung Zionisme dulu adalah mayoritas umat Kristen (walaupun ada juga yang tidak mendukung). Kita tidak bisa bersepekulasi apakah motivasi dari Penguasa Antikris ini disebabkan karena politis, kecemburuan atau penyebab lain. Namun yang jelas, rasul Yohanes dalam kitab Wahyu mengatakan bahwa roh antikris ini adalah roh Babel, yang akan bangkit di Irak, menyulut sebuah dominasi baru yang akan memanfaatkan hubungan baik dengan Israel bahkan akan memperdaya Israel dengan barter-barter politisnya (salah satunya adalah Bait Suci dan Sinai). Sekali lagi Israel hanya akan takluk kepada siapa saja yang mampu memberinya Bait Suci dan Sinai dengan suatu kemudahan. Ini adalah Perang Kerajaan Surga dengan Kerajaan Kegelapan yang sesungguhnya. Babel, di mana seluruh sejarah manusia berawal, dari penciptaan, kejatuhan, bangsa raksasa, angkara murka serta kesombongan manusia yang hebat, penguasaan dunia silih berganti dan akhirnya kembali lagi ke sana. 

Menguasai Bait Suci di Yerusalem

Setelah Sinai diserahkan kepada Israel dan Bait Suci dibangun. Maka Israel akan mencapai  masa kejayaannya. Seperti telah dijelaskan di atas bahwa Bait Suci adalah sebuah pertanda kejayaan atau kehancuran suatu bangsa yang besar. Israel akan begitu baik dengan aliansinya yang terbaru: Penguasa yang baik yang sanggup mewujudkan perdamaian di Timur Tengah dan Dunia.
Tanpa disadari Israel begitu percaya, dan mengatakan masa damai, aman, tentram tidak ada suatu apapun terjadi yang menggentarkan lagi. Saat itu mereka mengijinkan Penguasa aliansi nya untuk mengakses Bait Suci untuk ibadah mereka. Entah dari Yudaisme mashab yang berbeda, atau kemungkinan dari Kristen yang menggunakan ritual yang sama. Mengingat saat ini banyak sekali aliran Kristen yang sangat Yahudi (menggunakan ritual dan tradisi Yahudi dalam ibadah dan kehidupan sehari-harinya). Ketika saatnya tiba, maka sang Penguasa yang Baik itu menyatakan dirinya sebagai Antikris, menghentikan korban sehari-hari di Bait Suci, dan mengharuskan seluruh dunia menyembahnya.
Hari itu, seluruh sistem ekonomi dunia telah disepakati. Kontrol dengan microchip yang hebat dan mengagumkan dunia, sudah menjadi ketergantungan masyarakat. Namun microchip telah dikuasai oleh sang Penguasa Baru. Seluruh dunia membutuhkan keteraturan dan jaminan kestabilan perekonomian dunia yang dimiliki oleh sang Penguasa Baru Antikris.
Tidak ada sesuatu apapun di kolong langit di atas bumi yang tidak diketahui oleh Penguasa Antikristus. Pemerintah baru ini sedemikian berkuasa dan memegang kendali atas seluruh aspek kehidupan manusia, dari perekonomian, budaya, pendidikan, politik, sosial, pertahanan keamanan, agama, bahkan sampai kepada kehidupan pribadi masyarakat. Microchip telah mempermudah sang Penguasa untuk mengontrol kehidupan. Seperti TUHAN, ia mengetahui, merencanakan dan bertindak.

No comments:

Post a Comment