Thursday, June 13, 2019

Kontroversi Sebutan ALLAH



ELOAH, ELAH & ALLAH
====================
Elohim, El, Theou

Apakah Anda termasuk orang Kristen yang anti dengan kata "Allah" ? Ternyata tidak ada rabbi Yahudi yang menolak kata "Allah". Mengapa? Karena mereka tinggal di Israel yang penduduknya berbicara dua bahasa: Ibrani dan Arab. Maka dengan sendirinya saat menyebut Dewa, maka mereka akan menyebut Elohim dalam bahasa Ibrani atau Allah dalam bahasa Arab bukan menjadi masalah besar, sebab memang itu bahasanya. 

Sebelum orang Yahudi mengenal bahasa Arab, mereka sudah pernah hidup berdampingan dengan bahasa Aram. Bahasa Arab sendiri adalah turunan dari bahasa Aram, bukan Ibrani. Bahasa Arab berasal dari Nabataean, keturunan Nabunidus raja terakhir Babel. Seiring waktu bahasa Aram yang berdialek Yunani dan Yaman ini kemudian menjadi bahasa Arab. Bahasa Arab yang kita kenal tertulis dalam Alquran, baru ada tahun 500 Masehi. Sebelumnya mereka menggunakan huruf paleo ibrani. Karena bahasa Aram tidak mengenal bahasa tulis, mereka meminjam huruf Ibrani.

Anggapan Allah adalah nama dewa sangatlah picik. Sebab Allah berasal dari kata Al-Ilah. Al bukanlah El. Al ini adalah kalimah Isim atau kata sandang, yang merujuk kepada 'Sang' atau 'The' yang artinya satu-satunya atau 'yang itu'. Sama seperti Al-quran (bacaan yang itu), Al-kitab (buku yang itu), al-baqarah (sapi yang itu), juga Al-Ilah (dewa yang itu).

Al-Ilah ini berasal dari bahasa Aram, Ha-Elah (Elah yang itu). Elah dalam bahasa Aram yang dimaksud adalah Eloah dalam bahasa Ibrani. Semua Ilah dalam bahasa Arab dulunya merujuk kepada dewa-dewa pagan, baru ketika ada orang Yahudi dan Kristen datang, maka kata Al-ilah diperkenalkan, karena orang Yahudi dan Kristen menyenbah satu Ilah, yakni Al-Ilah yang bernama Yehova, dan orang Kristen mengenalNya di dalam nama Yesus Kristus (Yoh 17:11). Sama seperti kata Elah dalam bahasa Aram, selalu merujuk kepada dewa pagan. Kitab Yeremia (berbahasa Ibrani) hanya sekali saja menuliskan Elah (bahasa aram)  untuk membedakan Elah yang Pagan dengan Elohim Israel (Yer 10:11). Namun Daniel dan Ezra yang berbahasa Aram mengadopsi kata Elah ini untuk merujuk kepada Elah Israel, Yehova. (Daniel 2-5 & Ezra 4:7- 6). Jadi jelas sebelum Daniel dan Ezra menggunakan kata Elah dalam kitabnya, orang Israel menganggap bahwa Elah adalah sebutan dewa pagan bangsa ghoyim/ kafir,  sedangkan kaum yahoo pengikut Pdt Lukas yang keukeuh bahwa allah adl nama diri dewa pagan arab. Namun ternyata Elah dan Allah bukanlah propername/ nama diri, melainkan title, atau sebutan bagi sosok yang dianggap Sang Pencipta Semesta. Elah dalam bahasa Aram, dan Allah dalam bahasa Arab. 

Tahukah Anda bahwa kata "EL"  yang sering digunakan dalam Alkitab misalnya dalam Bilangan 23:19, ternyata adalah dewa orang Kanaan jauh sebelum Abraham pergi ke Kanaan. EL (bahasa Kanaan dan Ibrani) atau juga IL (bahasa Sumeria) adalah salah satu dewa, yang sering disebut dewa gunung. Nah Abraham menyembah salah satu dewa Kanaan ini, yang sering disebut EL Shaddai (Dewa Gunung). Namun El yang disembah Abraham bukanlah EL orang Kanaan. Namun karena EL adalah dewa yang sangat kuno, maka semua orang memanggil EL dewa manapun akan dipanggil EL. EL mengalami transformasi jadi IL atau ILU atau ENLIL semua maksudnya sama tergantung bahasanya. (Seluruh Timur Tengah dulu berasal dari bahasa Sumeria).

Kata EL ini melekat pada semua makhluk celestial baik di dalam Alkitab maupun dalam arkeologi non Alkitab: MichaEL (MikhaIL), GabriEL, RaphaEL, UriEL, HeylEL (arab: Hilal), juga dalam bangsa IsraEL. 

EL sama seperti Nabu di Babel: Nabupalasar, Nabuchadnesar, Nabunidus.. atau juga Marduk: Merodakh, Mordechai.. atau Ilu di sumeria kuno: Ilu-mer, Ilu-shamsu, ..

EL merupakan satu bentuk singular atau tunggal, merujuk kepada satu nama misalnya EL Shaddai, EL Elyon, EL Gibor,... Sebab ketika menyebut banyak atau keseluruhan El ini maka akan disebut ELOHIM, Bentuk plural. Elohim dalam Polytheisme ini diyakini oleh bangsa Kanaan bisa menjelma menjadi serupa manusia, yang disebut Epifani. Konsep-konsep Epifani sudah lama diyakini dari semenjak jaman Nimrod, tertuang di dalam Enuma Elish dan Eposh Gilgamesh. Manusia Dewa. Alkitab juga menuliskannya dalam Kejadian 6: Anak-anak Allah (Elohim) dan anak- anak manusia, juga saat El datang kepada Abraham dalam rupa manusia, maka ditulis dengan kata Elohim (plural) bukan El. Sebab El adalah Roh tidak dapat dilihat mata manusia (Yoh 4:24).

Elohim ini yang datang kepada Musa dan menampakan diri muka dengan muka dengan Musa, bukan El. Sebab Alkitab menjelaskan bahwa El tidak dapat dilihat oleh mata. El juga bukan anak manusia.

Sementara El (singular) atau Elohim (plural) diganti juga dengan Elah (aram) dan Theou (Yunani).  Bentuknya selalu bentuk indefinit, tidak terhitung, bandingkan dengan Elohim plural dan El singular dalam bagian kitab yang berbahasa Ibrani.

Bahasa Ibrani juga mengenal Eloah, yang hanya tertulis 90 kali di dalam Perjanjian Lama Ibrani, 71x ditulis dalam kitab Ayub. Eloah tidak pernah ditulis dalam bentuk Plural, juga tidak pernah dalam bentuk Epifani atau penampakan kepada manusia. Eloah juga tidak disebut sebagai Roh, melainkan sebagai Sosok Ilahi Sang Pencipta. Sehingga dapat dikatakan Indefinit, sama saja dengan Pantheisme Enlil dalam paganisme Sumeria, Merodach dalam paganisme Babel, Theou dalam paganisme Yunani dan Allah dalam paganisme Arab.
Nama-nama yang disebut ini adalah yang sering disebut dalam Dewan Para Dewa atau Sidang Ilahi. Sehingga tidak bisa dikatakan Plural atau Singular. Karena kata Maha Besar, tidak bisa didefinisikan dengan angka atau numerik.

Perjanjian Baru yang ditulis oleh para Murid Yesus dan Paulus juga gereja mula-mula, ditulis dalam bahasa Yunani. Tidak pernah ada bukti bahwa PB ditulis dalam bahasa Ibrani. Semua nama di dalam PB adalah perubahan gramatikal dan aksen dari bahasa Ibrani ke Yunani. Semua menggunakan Theou (Theou-Theon- Theos)

Tidaklah kebetulan PB ditulis dalam bahasa Yunani. Sebab ketika Yesus berkata Theou adalah Roh (Yoh 4:24), maka Ia tidak sedang merujuk kepada diriNya melainkan kepada El, dalam Bilangan 23:19.
Bandingkan bila Yesus mengatakan Elohim adalah Roh.. artinya Yesus bukan lah Elohim. Jadi akan terjadi kebingungan teologis, bukan karena Alkitab nya yang salah, melainkan karena teolog oreo yang merubah-rubah sendiri. 

Jadi kalau Anda anti kata allah, maka penulisan yang benar bukan Elohim adalah Roh (terjemahan ILT3 Oreo), melainkan El adalah Roh, atau Theou adalah Roh. Sebab Bilangan 23:19 menuliskan dalam bahasa Ibrani "El bukan anak manusia (Yesus)". Yoh 4:24 menuliskan "El adalah Roh". Klop!
El = singular
Elohim = plural
Eloah = Elah =  Theou = Allah = indefinitif

Jadi bila anda masih anti sebutan Allah, pakailah Eloah atau Elah yang lebih netral, atau Dewa, supaya jangan salah kaprah sebutan Elohim dengan El. Sebab Alkitab menulis Elohim dan El bergantian bukan tanpa tujuan, namun ada maksud membedakan Elohim (Yesus Kristus) dengan El (Bapa).
Manusia diciptakan serupa gambar Elohim (Kejadian 1:26-27)
Namun El bukanlah anak manusia (Bilangan 23:19).
Musa tidak melihat El, melainkan Elohim yang bernama Yehova.
Alkitab tidak pernah menyebut Yehova adalah Bapa, melainkan El adalah Bapa. אָ֣בִי אָ֑תָּה אֵ֝לִ֗י 
"Abi atah Eli" - El-ku adalah Bapa-ku Mazmur 89:26 (27)

ה֣וּא יִ֭קְרָאֵנִי אָ֣בִי אָ֑תָּה אֵ֝לִ֗י וְצ֣וּר יְשׁוּעָתִֽי׃
תהלים 89:27 WLC


Allah Kristen dan Allah Islam
-----------------
Islam lahir sekitar abad ke tujuh, atau tujuh ratus tahun setelah Yesus. Di jaman Babel sampai dengan Jaman Islam, sudah tidak beredar lagi Kitab Berbahasa Ibrani. Bahkan Perjanjian Baru pun ditulis dalam bahasa Yunani. Alkitab kristen pun dari bahasa Yunani (PL Septuaginta dan PB) yang kemudian disalin dalam bahasa Aram (Peshita) dan Latin. Pada abad ke tujuh sebagian Alkitab mulai diterjemahkan ke bahasa Arab. Misalnya kitab Mazmur.

Itulah sebabnya Muhammad mengakui Allah Israel dan nama Yesus Kristus (Yasha Al-masih - Yeshua Hamashiach) namun ia tidak mengenal nama YHWH. Karena memang nama YHWH sudah tidak pernah disebut di mulut orang Kristen dan Yahudi. Jadi jelas tidak tertulis lagi dan tidak disebut, maka Muhammad dan Islam tidak pernah tahu nama diri Allah Israel, YHWH.

Di jaman Muhammad, ia menuduh orang Kristen yang menyebut Yesus Kristus adalah Allah, adalah musyrik. Hal ini tertulis dalam Alquran Sura Almaidah Qs 5:72 

Sesungguhnya, telah kafirlah orang-orang yang berkata: 'Sesungguhnya Allah ialah Al-Masih putera Maryam', ...(QS.5:72)

Konsep Tritunggal yang dipahami Muhammad adalah yang ia pahami dari pemujaan Gereja Katholik yang berdoa kepada Allah Bapa, Allah Putra dan  Perawan Suci Maria. Pengaruh Byzantine sangat kuat di Jasirah Arab. Jadi dari bukti penulisan Alquran ini, maka jelas saat itu orang Kristen sudah memanggil Yesus Kristus adalah Allah, bahkan jauh sebelum Muhammad lahir orang Kristen di Arab sudah menyebut Yesus sebagai Allah.

Allah Muhammad sendiri sebenarnya adalah allah suku Quraisy, atau allah Nabataean. Dalam Sura 53:19-20 tertulis jelas anak-anak Allah Quraisy: al-lat, al-manat, al-uza. Dalam postingan dan Youtube saya sebelumnya sudah banyak saya bahas.
Keyakinan orang Quraisy bahwa allah mereka memiliki tiga putri ditentang oleh Muhammad. Namun dari asal usulnya, dan bagaimana Kaabah digunakan sebagai rumah berhala Quraisy kemudian diambil alih Islam menjadi rumah allah mereka (tanpa di rubah bentuk, dan justru diadopsi ritualnya) maka allah muhammad jelas allah Quraisy: Hubaal, yang oleh Quraisy dianggap memiliki tiga orang putri, yang ditentang Muhammad. Hubaal ini adalah Dewa Bulan Sabit, anaknya bernama Allat juga dewi bulan sabit terkenal. 

Allah telah menjadikan Ka'bah, rumah suci itu sebagai pusat (peribadahan dan urusan dunia) bagi manusia, dan (demikian pula) bulan Haram, hadya, qalaid.... (QS.5:97)

Kebiasaan menantikan Hilal (bulan sabit) adalah kebiasan ritual suku quraisy yang juga diadopsi oleh Muhammad. Sama seperti orang Roma menantikan Dewa Matahari pada tanggal 1 January. Berbeda halnya dengan Bait Suci atau Gereja kristen yang dijadikan Masjid, pasti dirubah bagian dalamnya agar sesuai dengan Kaabah, dengan posisi Kiblat dan fungsi ibadah Islam.

Dalam pembelaannya terhadap ajaran islam, muhammad selalu berusaha kontekstualisasi dan berteologi bunglon. Kepada orang Quraisy, ia menyebut allahnya Quraisy, kepada Yahudi ia menyebut allahnya Israel, kepada Kristen ia menyebut allahnya Yesus Kristus. Namun semua itu kemudian dirangkum oleh Muhammad jadi allah Islam. Jadi kalau Muhammad pergi ke china, pasti Budha akan disebut allah dan Sun Go Kong pun akan disebut sebagai Nabi Allah  yang mencari Kitab Suci Alquran di barat. (Karena Arab ada di sebelah barat China). Dan menyebutkan bahwa Sun Go Kong adalah Yahudi yang dikutuk allah menjadi kera. Tafsir Teologi Bunglon ini sampai dengan hari ini digunakan juga oleh pengikutnya: Zakir Naik dan Mokoginta.

Jadi belajarlah dengan benar, bukan berteologi yang diputar, dijungkirbalikan ditempelkan jadilah kontra Yhwh vs Allah macam teologi Pdt Lukas Sutrisno. Itu namanya Teologi Oreo: Otak jemaat diputar-putar biar bingung, boss-boss yang punya duit dijilat-jilat, lalu dicelupin baptis ulang di dalam nama Bapa Yahoo pindahin jemaat gereja lain ke gerejanya sendiri. Jangan berteologi macam Muhammad dan Pendeta Lukas yang cocokmologi, nanti kamu sesat macam orang Islam.

dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.”
Yohanes 8:32 TB

Sumber:
Mencari Tuhan, Karen Amstrong
History of The World, Susan Wise
Islam, Carolle Hillenbrand
Arab, Museuminsel Berlin
Quranic Geography, Dan Gibson
In The Shadow of Sword, Tom Holland
Arab Language, Oxford Linguistic Journal

No comments:

Post a Comment