Ustad Haji Insan LS Mokoginta pernah bertanya kepada saya: Yesus sebagai Tuhan kok takut?
Beliuw mengutip Injil Lukas 22:43-44 demikian:
22:43 Maka seorang malaikat dari langit menampakkan diri kepada-Nya untuk memberi kekuatan kepada-Nya.
22:44 Ia sangat ketakutan dan makin bersungguh-sungguh berdoa. Peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah
Haahhh??? TUHAN kok ketakutannn???? hiiiiiiii...
Mengapa Tuhan Yesus Ketakutan di Getsemani ???
Yesus adalah Eloheinu dalam manusia ilahi. merasakan semua emosi dan proses biologis dalam kehidupanNya. Ia bisa dicobai, namun memilih untuk tidak berdosa. Ia bisa menderita, namun memilih untuk taat. Ia berada di tengah-tengah orang berdosa namun memilih untuk hidup Kudus. Ia sungguh mengambil rupa manusia biasa sama seperti kita yang bisa saja lemah dan takut, namun tidak dikuasai dan dikendalikan olehnya. KehidupanNya adalah teladan bagi kita. PilihanNya dalam kehidupan adalah teladan bagi kita. Yesus yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah
itu sebagai milik yang harus dipertahankan,
melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
Ketakutan Yang Pertama
Ketakutan Yang Pertama
Sebelum Yesus taat di salib, mati dan bangkit , IA penuh dengan keterbatasan. IA adalah Anak Manusia bagian dari rencana ILAHI yang diembanNya. Maka IA harus tunduk kepada aturan-aturan dalam rencana tersebut (segala yang KUperbuat atas kehendak BapaKu sang Eloi).-- bandingkan dengan setelah kebangkitaNya dalam Matius 28:19. Bukan kematian yang IA takutkan, sebab IA punya pengalaman pribadi dalam hal kebangkitan orang mati. Bukan pula masa depan yang IA takutkan, bukankah jelas dalam semua nubuatan bahwa IA akan dibangkitkan dan dalam kekekalan IA adalah raja segala raja. Tetapi justru takut kesombongan dan ego arogansi Kekuasaan sebagai Anak Allah yang memiliki kuasa Eloheinu ketika IA seharusnya taat menderita sampai mati di kayu salib yang dianggap terkutuk utk menunaikan tugasNya....
Matius 26:53-54
Atau kausangka, bahwa Aku tidak dapat berseru kepada Bapa-Ku, supaya Ia segera mengirim lebih dari dua belas pasukan malaikat membantu Aku? Jika begitu, bagaimanakah akan digenapi yang tertulis dalam Kitab Suci, yang mengatakan, bahwa harus terjadi demikian?”
Sebab ego kesombongan dan arogansi akan menggagalkan rencana Maha Besar Tuhan tentang Penebusan. Bukankah itu dosa Hawa dan Adam? Manusia pertama masuk dalam jebakan Iblis agar menginginkan pembuktian kepada ciptaan lain bahwa mereka setara dengan Eloheinu? Dan bagaimanapun juga Yesus yang Ilahi, dilahirkan sebagai Anak Manusia agar merasakan keinginan untuk tergoda atas dosa utama manusia: Kesombongan.
Kejadian 3:4 - 6
3:4Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: "Sekali-kali kamu tidak akan mati , 3:5tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah ,
tahu tentang yang baik dan yang jahat." 3:6 Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminyapun memakannya.
Bukankah itu cobaan dari Iblis di padang gurun? Iblis ingin pembuktian bahwa Yesus adl anak allah?
Matius 4:1-11
4:3Lalu datanglah si pencoba itu dan berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti."
Karena Iblis mulai merasa yakin Yesus tidak dapat membuktikan diriNya adalah Anak Allah, maka Iblis langsung to the point:
Bukankah itu permintaan dari orang-orang
yahudi, ahli taurat dan orang farisi agar Yesus membuktikan diriNya
sebagai Anak Allah? Yesus tidak perlu membuktikan, sekalipun IA tidak memberikan bukti kepada Iblis dan manusia kecuali tanda Yunus di perut ikan.
Matius 12:39
12:39 Tetapi jawab-Nya kepada mereka: "Angkatan
yang jahat dan tidak setia ini menuntut suatu tanda. Tetapi kepada
mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus.
Ketakutan Yang Kedua
Markus 15:34
Dan pada jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: "Eloi, Eloi, lama sabakhtani?", yang berarti: Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku
KetakutanNya yang kedua karena tubuhnya dibebankan semua dosa dunia yang akan memisahkan NYA dari KEILAHIAN sebab Yehova Eloheinu Maha Kudus ... walau sesaat saja perasaan itu tidak pernah dialami oleh Anak Allah (Amar = Firman) dalam kekekalan. Baru saat Yesus di salib saja... perasaan terpisah dan kesendirian yang sangat tidak lazim - --- maka Yesus menjelang kematianNya berseru-seru: Eloi Eloi Lama Sabakhtani ..... jeritan dari derita hati yang dalam.. Bukan karena daging yang tercabik, bukan kepala yang memar karen dipukuli, bukan karena hinaan, tetapi luka yang sungguh sangat dalam sekali karena ditinggalkan sendirian oleh Sang Eloi dan Ruwach yang Maha Kudus bukan karena tidak cinta, tetapi karena kondisi penuh dengan dosa yang memaksa harus ditinggal sendiri.
Pernahkah Anda ditinggal orang yang Anda sangat kasihi yang Anda seumur hidup belum pernah berpisah darinya? dan dalam ditingalkan itu Anda tidak tahu kapan dan bagaimana akan bertemu lagi? Ditinggal karena suatu kesalahan atau kematian? Rasanya luka dan memar tidak sebanding dengan perasaan ditinggalkan itu. Hati yang tercabik dan tersayat.
Yohanes 15:4
Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia
tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah,
jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.
Bukankah semua orang seharusnya selalu melekat kepada TUHAN sebab IA adalah pokok anggur, dan ranting yang tidak melekat akan kering dan dicampakan ke dapur api-? Apakah yang kita takuti sebagai anak-anak Tuhan? kematiankah? penderitaankah? bukan! yang kita takuti adalah ketika terpisah dari TUHAN, Adonai Yehovah Eloheinu di dalam Yesua Hammasia. Namun nampaknya kenyataan sekarang ini perasaan terpisah dengan TUHAN itu sudah biasa bagi sebagian anak-anak Tuhan, dan bukanlah suatu hal yang menakutkan, sampai akhirnya benar-benar terpisah dari kasih karunia itu selamanya dan tidak kembali....
Kiranya Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian. Amin.
No comments:
Post a Comment